Kategori
Berita Medan

Masjid Rumah Allah Bukan Markas Partai Politik

Rabu 27 Desember 2023 l 9:28 WIB

Suara rakyat sangat penting bagi para elit politik yang mencalonkan diri sebagai Presiden/Wapres dan Caleg. Rakyat adalah pemegang mandat yang tertinggi, kepada siapa suara politiknya diberikan itu adalah hak rakyat sebagai pemilik suara yang sah.

Demikian hal ini disampaikan Ketua Bidang Budaya Babad Banten Ahmad Zaim Syah kepada Al-Maksum diruang kerjanya, Rabu (27/12/2023).

Kabid Budaya DPP Babad Banten Ahmad Zaim Syah mengatakan, bahwa saat ini para kompetitor dari berbagai partai politik yang dinyatakan lulus oleh KPU siap bersaing untuk memperebutkan kursi Presiden/Wapres dan kursi di legislatif. Semua strategi dikerahkan untuk mengambil simpati dari rakyat. Mulai dari pembagian sembako gratis, KTP gratis, fooging gratis, nasi berkah jumatan, bakti sosial seperti sunat masal gratis, cuci karpet masjid gratis, bahkan sekarang sudah ada cuci AC gratis di masjid dari partai politik dan sayap parpol tertentu.

“Para elit parpol sangat tertarik dengan masjid. Mereka mulai melirik masjid sebagai tempat untuk mensosialisasikan partainya. Karena masjid memiliki jama’ah yang banyak, konsisten dan kemungkinan jama’ahnya terus bertambah. Dengan ambisi yang berlebihan dibalut nafsu serakah sampai hati melengserkan Ketua BKM Masjid di daerah tertentu, dimana Ketua BKM Masjid daerah tersebut adalah seorang ulama/ustadz yang tidak menginginkan masjid sebagai tempat ajang pertarungan partai politik, sudah tidak ada lagi marwah ulama/ustadz yang independen. Jangan sampai umat Islam terpecah belah hanya karena fanatik kepada capres/cawapres, caleg dan partai tertentu”, kata Zaim.

Lebih lanjut mantan Wakil Bendahara DPP KNPI 2016-2019 menjelaskan, masjid adalah rumah Allah sebagai tempat hambanya bersujud harus steril dan dijaga dari intrik-intrik para elit parpol. Dengan dalih niat ingin membantu masjid tentu dibalik itu ada transaksi poltik yang harus dibayar oleh para pengurus masjid, salah satunya yaitu boleh menempelkan logo partai atau logo sayap partai di dalam masjid. Kalau masing-masing partai politik dan sayap partai politik punya program yang sama tentu didalam masjid akan penuh logo partai politik dan sayap partai politik. Akhirnya didalam masjid lebih banyak logo partai dibandingkan dengan kaligrafi Islami.

“Sangat disayangkan sekali jika pengurus masjid tergiur dengan janji-janji dan program partai politik dan sayap partai politik sesaat. Akhirnya masjid tempat kita bersujud kepada Allah telah tersandera oleh kepentingan parpol dan sayap parpol. Terkesan jadi markas parpol tertentu”, ujar Zaim yang juga Wakil Sekretaris PW GEMA Mathla’ul Anwar Sumatera Utara.

Lanjutnya, akhirnya jama’ah masjid yang juga simpatisan parpol tertentu mulai enggan untuk shalat ke masjid. Perlahan-lahan seiring berjalan dengan waktu masjid akan sepi ditinggal jama’ahnya.

“Untuk kedepan pilihlah pengurus masjid yang Arif dan bijaksana, senantiasa menjaga ukhuwah Islamiyah sesama umat dan memiliki hati yang bersih. Jadi tugas utama pengurus masjid yang paling penting adalah memobilisasi masyarakat dilingkungan supaya mau shalat berjama’ah ke masjid, bukan shalat berjama’ah dirumah”, pungkas Ahmad Zaim Syah Wakil Pimpinan Redaksi IndoPos 86. (Red)

Pewarta: Awaludin
Editor: Datuk OK Dery Almaimuni

Tinggalkan komentar